
Pentingnya Pendidikan Untuk Masa Depan
Pendidikan adalah proses pembelajaran yang berlangsung sepanjang hayat, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu dalam berbagai aspek, seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Pendidikan tidak hanya terjadi di sekolah atau institusi formal, tetapi juga bisa terjadi melalui pengalaman hidup, interaksi sosial, dan pembelajaran informal lainnya.
Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri mereka, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara.
Konsep pendidikan tidak hanya diartikan sebagai pengajaran di dalam kelas, tetapi juga mencakup segala aspek pembentukan karakter, peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang membentuk manusia menjadi individu yang lebih baik.
Secara lebih luas, pendidikan mencakup berbagai aspek seperti:
- Pendidikan formal: Pendidikan yang dilakukan dalam institusi resmi seperti sekolah, universitas, atau lembaga pelatihan, di mana ada kurikulum yang terstruktur dan diakui oleh sistem pendidikan.
- Pendidikan non-formal: Pembelajaran yang terjadi di luar sistem pendidikan formal, seperti kursus, pelatihan, seminar, atau kegiatan lainnya yang mengembangkan keterampilan atau pengetahuan tanpa melalui jalur resmi.
- Pendidikan informal: Proses belajar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari melalui pengalaman pribadi, interaksi dengan keluarga dan teman, serta melalui budaya dan media.
Tujuan pendidikan adalah untuk:
- Mengembangkan potensi individu: Membantu individu mengenali dan mengembangkan bakat, kemampuan, dan kecerdasan mereka.
- Meningkatkan kualitas hidup: Memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dapat meningkatkan kesejahteraan, baik secara pribadi maupun dalam kehidupan sosial dan profesional.
- Membangun karakter: Pendidikan juga bertujuan membentuk sikap, nilai, dan etika yang baik dalam diri seseorang untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab, berbudi pekerti, dan peka terhadap kebutuhan orang lain.
- Menciptakan masyarakat yang lebih baik: Pendidikan adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih maju, inklusif, dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang isu sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Pendidikan tidak hanya terbatas pada pembelajaran tentang mata pelajaran akademik, tetapi juga mencakup pengajaran tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain, beradaptasi dengan perubahan, dan mengembangkan kepribadian yang baik.
Tujuan Pendidikan di Indonesia
Dikutip dari buku “Ilmu Pendidikan: Konsep Teori dan Aplikasinya” (2019) yang ditulis oleh Dr Rahmat Hidayat M A, sejak awal berdirinya Republik Indonesia, rumusan mengenai tujuan pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman.
Secara umum, tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia yang dimaksud adalah yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk mencapai tujuan ini diperlukan upaya serius dari seluruh penyelenggara pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan yang bersifat formal seperti sekolah dan universitas.
Landasan Pendidikan di Indonesia
Menurut Fuad Ihsan dalam bukunya berjudul “Dasar Dasar Kependidikan” (2008), pendidikan di Indonesia memiliki beberapa landasan, di antaranya:
– Pancasila sebagai landasan ideal.
– UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.
– Ketetapan MPR tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai landasan operasional.
Makna dan Aspek Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara
Dikutip dari buku “Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara” yang ditulis oleh Haryati, Ki Hajar memaknai pendidikan sebagai jalan agar peserta didik atau siswa kelak bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan di tengah masyarakat.
Ki Hajar Dewantara memaknai pendidikan sebagai cara agar anak berpikir merdeka dan mencari pengetahuan dengan jalan pikirannya sendiri. Menurutnya, tolok ukur keberhasilan pendidikan adalah ketika anak-anak mampu mengenali tantangan yang ada di depannya dan tahu bagaimana harus mengatasinya.
Dalam konsepnya, Ki Hajar mengejawantahkan dalam sejumlah pandangan mengenai dasar-dasar atau aspek pendidikan, yaitu:
1. Kemerdekaan
Aspek ini adalah landasan pokok dan menjadi syarat mutlak dalam melakukan pendidikan. Kemerdekaan dalam hal ini mencakup pemberian keleluasaan dan kesempatan penuh kepada peserta didik untuk berproses dalam mengembangkan potensinya masing-masing.
2. Kodrat Alam
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan perlu diterapkan berlandaskan pada kodrat alam. Konsep ini mengandung makna yang luas menyangkut potensi pribadi dan sifat dasar manusia. Konsep kodrat ini sering dikenal dengan sebutan trisakti jiwa, yakni cipta, rasa, dan karsa.
3. Kebudayaan
Ki Hajar memandang bahwa kebudayaan bersifat terbuka sebagai upaya menuju kemajuan adab, meninggikan kebudayaan, dan meninggikan derajat manusia Indonesia.
4. Kebangsaan
Pendidikan juga harus menjunjung tinggi rasa kebangsaan. Hal ini dikhawatirkan apabila tidak berlandaskan pada hal tersebut, tidak menutup kemungkinan generasi Indonesia tidak akan mengenal bahkan keluar dari sifat bangsanya sendiri.
5. Kemanusiaan
Kemanusiaan sebagai dasar pendidikan menjadi poin yang disorot oleh Ki Hajar. Dia memandang bahwa setiap manusia adalah makhluk edukatif yang bisa saling mendidik. Tujuannya adalah untuk memberi bimbingan dan pembinaan dalam perkembangan setiap individu.
6. Kekeluargaan
Kekeluargaan yang dimaksud dalam proses pendidikan adalah menumbuhkembangkan sifat-sifat saling mencintai, tidak menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain, terjalin kerjasama, dan memunculkan sikap toleransi.
7. Budi Pekerti
Aspek budi pekerti merupakan modal utama untuk mengembangkan diri di tengah-tengah masyarakat, yakni dengan membawa kebermanfaatan.
8. Keseimbangan
Ki Hajar Dewantara turut mengkritik pelaksanaan pendidikan di negara-negara Barat yang lebih mengedepankan intelektual dan menjadikan manusia sebagai ‘mesin’. Maka dari itu, Ki Hajar menekankan bahwa sistem pendidikan harus berjalan seimbang, yakni maju dan manusiawi serta selaras dengan falsafah dan kepribadian bangsa.